Seputar Rukun Dan Abab Dalam Berdoa

√Subhanallah... 6 Amalan Ini Pahalanya Seperti Ibadah Haji Lengkap

√Subhanallah... 6 Amalan Ini Pahalanya Seperti Ibadah Haji Lengkap-Doa Merupakan senjata utama kaum mislimin, karena dengan berdoa segala macam harpan kita gantungkan kepada yang memliki alam semesta ini dan Dia Allah SWT, dengan bersungguh -sunnguh dan penuh dengan kerendahan serta pengharapan murupakan salah satu adab dalam berdoa. Karena tugas kita hanya berdoa saja perkara dikabulkan atau tidak bukan merupakan prioritas utama sebab semua itu kita kembalikan lagi kepada Allah SWT.

Dan untuk mencapai unsur unsur keutaman dalam bedoa, maka diharapkan kita memenuhi adab dalam berdoa antara lain:
  1. Berdoalah dalam keadan suci atau memiliki wudhu
  2. Luruskan Niat [Dengan niat yang baik]
  3. Awali dengan Bismillah dan pujian kedapa Allah & Rasulluah
  4. Penuh dengan kerendahan dan pengharapan
  5. Hilangkan sifat somboong
  6. Berdoa dengan Menghadap kearah Kiblat
Dengan berdoa pikiran dan perassan kita menjadi tenang, sebab segala macam keluh kesah atau pengharapan sudah kita sampaikan kepada Allah SWT. Dan yang paling utama adala rasa syukur kita kepada Allah jangan sampai hilang. Sebab itu semua merupakan nikmat yang paling tinggi tiada tara , sebab orang yang masih bisa bersyukur merupakan golongan orang yang lebih mudah dalam mengharapkan dan menerima keridhoan kepada Allah SWT.
Baca Juga:

    Blog Khusus Doa - Rukun islam yang kelima yaitu menunaikan ibadah haji bagi orang-orang yang mampu, minimal satu kali dalam hidupnya. Faktanya, setiap muslim tentu ingin sekali menunaikan ibadah yang satu ini, baik itu yang mampu maupun yang tidak mampu. Namun bagi yang belum mampu janganlah dipaksakan karena pada dasarnya belum mendapat kewajiban. Tidak perlu khawatir, meskipun secara finansial kita belum mampu menunaikan ibadah haji, namun ternyata ada beberapa amalam yang patut kita amalkan yang ternyata pahala dari amalan-amalan tersebut setara dengan pahala menunaikan ibadah haji. Subhanallah....

    Dilansir dari laman Republika Online, bahwasanya Rasulullah SAW telah memberikan berita gembira tentang beberapa amal saleh yang berpahala haji dan tentu saja tidak menggugurkan kewajiban haji, di antaranya adalah sebagai berikut :



    Melaksanakan Shalat Fardhu Berjamaah di Masjid.
    Dari Abi Umamah RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
    “Barang siapa yang berjalan menuju shalat fardhu berjamaah, maka ia seperti haji. Dan barang siapa yang berjalan menuju shalat sunah, maka ia seperti umrah sunah.” (HR Ath Thabrani dalam Al Mu`jam Al Kabir no 7578).
    Birru`l Walidain (Berbuat baik kepada kedua orang tua).
    Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, seorang laki-laki pernah datang menemui Rasulullah SAW, lalu ia mengatakan:
    “Sesungguhnya aku ingin sekali berjihad, tetapi aku tidak memiliki kemampuan untuk itu.” Rasulullah SAW lalu bertanya kepadanya, “Apakah masih ada yang hidup di antara kedua orang tuamu?” Lelaki itu menjawab, “Ibuku.” Rasul pun kemudian mengatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah dengan berbuat baik kepada ibumu. Sebab, jika engkau melakukan itu, engkau adalah jamaah haji, umrah, dan mujahid (orang yang berjihad).” (HR Ath Thabrani dalam Al Mu`jam Al Ausath no 2915).
    Menghadiri Majelis Ilmu di Masjid
    Sebagaimana sabda Nabi SAW,
    “Barang siapa yang pergi ke masjid, ia tidak menginginkan hal itu kecuali untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya. Maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang menunaikan ibadah haji, sempurna hajinya.” (HR Ath Thabrani dalam Al Mu`jam Al Kabir no 7473).
    Menunaikan Umrah di bulan Ramadhan.
    Dari Ibnu Abbas RA, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
    “Melaksanakan umrah di bulan Ramadhan itu (berpahala) seperti haji atau (seperti) haji bersamaku.” (Muttafaqun `Alaihi; Bukhari no 1782, 1863, Muslim no 3097).
    Duduk di masjid setelah shalat Subuh berjamaah untuk berzikir lalu shalat dua rakaat setelah matahari terbit, yakni waktu syuruk.
    Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda,
    “Barang siapa shalat Subuh berjamaah, kemudian ia duduk (menunggu) sambil berzikir hingga terbit matahari, lalu ia melaksanakan shalat dua rakaat, maka baginya pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna.” (HR Tirmidzi no 589).
    Berzikir setelah shalat.
    Dari Abu Hurairah RA, ia bercerita bahwasanya orang-orang fakir dari kaum Muhajirin pernah mendatangi Rasulullah SAW, lalu mengadu, “Orang-orang kaya pergi membawa derajat yang tinggi dan tempat yang bergelimang nikmat. Nabi bertanya, “Apa itu?” Mereka berkata; Mereka shalat sama seperti kami shalat dan mereka berpuasa sama seperti kami berpuasa. Hanya saja, (bedanya) mereka memiliki kelebihan harta sehingga mereka bisa menunaikan ibadah haji, umrah, berjihad, dan bersedekah (dengan hartanya, sementara kami tidak bisa karena miskin).

    Lalu beliau bersabda, “Apakah kalian ingin aku ajari sesuatu yang (jika kalian amalkan) kalian dapat mengungguli orang-orang yang mendahului kalian dan mengalahkan orang-orang setelah generasi kalian? Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama dari kalian, kecuali orang yang mengamalkan hal yang sama seperti yang kalian amalkan?”

    Mereka menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat (masing-masing) sebanyak 33 kali.” (Muttafaqun `Alaihi). Semoga kesungguhan kita mengamalkan amalan-amalan di atas bisa menjadi pembuka jalan menuju Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji yang hakiki. Allahumma amin.



    Teman-teman, itulah beberapa amalan yang pahalanya seperti pahala orang-orang yang menunaikan ibadah haji. Jadi, jika kita ingin pergi haji dan belum mampu, maka tidak usah berkecil hati, silakan lakukan amalan-amalan tersebut diatas untuk mendapatkan pahala selayaknya kita berangkat haji. Dan jika kita secara finansial sudah mampu, maka segeralah melaksanakan ibadah haji karena itu adalah kewajiban.
    Blog Khusus Doa - Pada artikel ini kami akan berbagi sejarah singkat hari raya idul adha atau sejarah hari raya qurban secara singkat dan jelas. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa idul adha merupakan hari besar islam, dimana pada hari tersebut seluruh umat muslim memperingati dengan berqurban. Hari raya qurban (idul adha) diperingati persis 70 hari setelah perayaan hari raya idul fitri atau tepatnya pada tanggal 10 dzulhijjah. Pada hari raya idul adha, kaum muslimin diseluruh penjuru dunia dianjurkan melakukan sholat sunah dua raka`at. Selain sholat dua raka`at juga dianjurkan untuk menyembelih binatang qurban bagi yang mampu.

    (Pelajari juga: Niat Sholat Idul Adha dan Tata Caranya Lengkap)

    Lantas, bagaimana sejarah awal mula hari raya qurban idul adha? Berikut kami share secara singkat sejarha idul adha yang dirangkum dari berbagai sumber.

    Sejarah Qurban berawal ketika Nabi Ibrahim as mengalami mimpi yang terjadi secara berturut-turut. Dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putera kesayangannya, Ismail. Ismail merupakan putera semata wayang dari Nabi Ibrahim yang sangat disayangi serta ditunggu selama bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Hati Ibrahim sangat gundah gulana memikirkan mimpi yang telah dialaminya tersebut. Ismail adalah sosok anak yang penurut, patuh kepada orangtua dan perintah Allah. Selain itu, Ismail juga merupakan anak yang ceria dan memiliki pemikiran yang cerdas.

    Saat itu, Ismail sudah diangkat menjadi seorang nabi dan berumur sekitar 13 tahun. Nabi Ibrahim tidak dapat berbuat apa-apa karena itu merupakan perintah dari Allah SWT. Lalu, datanglah ia menemui Ismail untuk menyampaikan perintah Allah bahwa Ia harus menyembelih anaknya tersebut. Akan tetapi di luar dugaan, ternyata Ismail justru mengamini perintah dalam mimpi ayahnya tersebut. Dirinya tidak merasa takut atau marah kepada ayah kandungnya. Hal tersebut dikarenakan mimpi itu merupakan wahyu dari Allah SWT.

    Mendengar jawaban dari anaknya tersebut membuat Ibrahim terkejut. Ia tidak menyangka anak kesayangannya itu begitu ikhlas untuk menerima perintah dari Allah SWT. Akan tetapi, perintah tersebut bukanlah hal yang mudah bagi Ibrahim. Itu dikarenakan setan terus menggoda dirinya agar membatalkan perintah itu. Namun, usaha yang dilakukan oleh setan itu gagal, ia tidak berhasil menggoda Ibrahim. Begitu pula yang terjadi ketika setan menggoda Ismail, mereka juga mengalami kegagalan. Tidak ingin menyerah, setan kemudian menggoda isteri Nabi Ibrahim akan tetapi usaha tersebut pun tetap tidak berhasil.

    Pada hari H, yakni tanggal 10 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim dan puteranya pergi ke tanah lapang untuk menjalankan perintah Allah tersebut. Agar Ismail tidak merasakan sakit ketika disembelih, Ibrahim mempersiapkan pedang yang diasah dengan sangat tajam. Dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, setan terus menggoda Ibrahim dan Ismail untuk membatalkan perintah Allah tersebut. Setan menggoda nabi Ismail dengan mengatakan bahwa nabi Ibrahim hanya membawa ia untuk dibunuh. Namun, mengingat nabi Ismail sudah diangkat menjadi nabi, ia tidak gentar dan berkata bahwa dirinya siap untuk melakukan perintah Allah SWT.

    Iblis tidak kehabisan akal untuk menggoda keduanya. Namun, tiba-tiba nabi Ibrahim dan Ismail mengambil beberapa kerikil di tanah dan melemparkannya ke arah iblis dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar”. Prosesi inilah yang kemudian dikenal sebagai prosesi lempar jumrah.

    Di luar dugaan, ternyata Nabi Ismail sudah benar-benar siap untuk disembelih oleh ayahnya. Ia merasa siap karena itu merupakan perintah dari Allah SWT. Bahkan Ismail meminta ayahnya untuk menutup wajahnya agar nabi Ibrahim tidak merasa iba ataupun ragu untuk melaksanakan perintah dari Allah SWT. Kemudian, Ismail juga meminta nabi Ibrahim untuk menajamkan pedangnya serta memberikan beberapa wasiat jika ia telah meninggal nantinya. Karena mendengarkan perkataan serta permintaan nabi Ismail tersebut, nabi Ibrahim mengatakan bahwa nabi Ismail adalah kawan terbaik dalam melaksanakan perintah dari Allah SWT.

    Namun, ketika nabi Ibrahim mulai menggoreskan pedangnya, pedang tersebut selalu terpental. Ismail kemudian berkata bahwa dirinya ingin tali pengikat yang ada di tangan dan kakinya dilepas. Hal itu dilakukan agar malaikat dapat menyaksikan bahwa ia taat kepada Allah SWT. Peristiwa yang terjadi selanjutny adalah peristiwa tradisional yang menjadi sejarah hari raya Idul Adha (hari Raya Qurban) yaitu ketika nabi Ismail ditukar dengan seekor domba oleh Allah SWT.

    Ada satu riwayat yang menyebutkan bahwa Malaikat Jibril-lah yang membawa domba serta menukarnya dengan Nabi Ismail. Pada saat itu, ditulisan bahwa semesta beserta isinya mengucapkan takbir demi mengagungkan kebesaran Allah SWT atas kesabaran yang dimiliki oleh Ismail dan Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah yang berat tersebut. Perintah tersebut sangatlah berat, karena di satu sisi nabi Ibrahim ingin menyembelih nabi Ismail putera semata wayangnya demi menuruti perintah Allah, sementara Allah memerintahkan agar pedang tersebut tidak menyembelihnya.

    Allah SWT memiliki kuasa yang sangat besar. Ismail yang sudah siap untuk disembelih atas kuasa dari Allah SWT digantilah Ismail dengan domba besar, sehat lagi bersih. Mulai saat itulah, setiap tahunnya umat muslim di seluruh dunia diperintahkan untuk menyembelih Qurban oleh Allah SWT. Qurban tersebut dapat berupa domba, sapi, kerbau, ataupun unta. Serta waktu penyembelihannya dilakukan pada setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

    Karena keikhlasan serta pengorbanan yang dilakukan oleh nabi Ibrahim as yang rela melakukan perintah Allah untuk menyembelih Ismail maka Nabi Ibrahim berhasil meraih predikat Khaliullah (Kekasih Allah). Semua pengorban yang dilakukan nabi Ibrahim tersebut hanya demi mencapai kecintannya kepada Allah SWT.

    Itulah sejarah singkat hari raya qurban yang dapat kami share. Semoga dengan artikel ini dapat membuka wawasan kita semua untuk lebih tahu tentang sejarah qurban. Atau jika teman-teman tahu lebih banyak tentang sejarah idul adha secara lengkap, silakan bisa di share pada kolom komentar.

    Semoga tahun ini kita semua termasuk orang-orang yang mampu untuk berqurban di hari raya idul adha. Dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amiin.
    Blog Khusus Doa - Shalat adalah amal paling utama dan dicintai Allah, serta merupakan salah satu pilar atau rukun Islam yang lima. Ia juga merupakan amal yang akan dihisab pertama kali di akhirat; jika ia baik maka baik pula seluruh amalnya, jika buruk maka buruk pula seluruh amalnya. Ia juga merupakan amal yang pahalanya besar.

    Shalat juga ibadah yang perintahnya langsung diterima Nabi di malam Isra Mi’raj saat beliau bertemu Allah di Sidratul Muntaha. Karena itu, menunggu shalat termasuk amal yang mulia pula, bahkan sampai di doakan malaikat. Baik itu menunggu shalat fardhu, artinya sebelum azan sudah berada di masjid. Atau, setelah shalat fardhu dengan berlama-lama di masjid, menunggu shalat fardhu berikutnya.

    Doa malaikat termasuk salah satu yang cepat dikabulkan Allah, karena ia makhluk yang dekat dengan-Nya. Adapun kita makhluk yang sering berbuat salah dan dosa terhadap Allah. Kita amat membutuhkan ampunan-Nya dan rahmat-Nya. Dalam hadis disebutkan, Nabi berdoa minimal tujuh puluh kali dalam sehari. Beliau SAW bersabda,

    “Demi Allah, sesungguhnya aku ini beristighfar kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.” (HR Al-Bukhari).

    Dalam hadis lain, bahkan disebutkan Nabi SAW beristighfar sebanyak seratus kali dalam sehari. Beliau bersabda,
    “Sesungguhnya hatiku diterangi cahaya dan sesungguhnya saya itu beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari.” (HR Muslim).
    Rasulullah SAW bersabda,
    “Malaikat mendoakan orang yang masih belum beranjak dari tempat shalatnya selama tidak berhadas (wudhunya belum batal). Malaikat itu mendoakan mereka, ‘Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia’.” (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
    Orang Mukmin diimbau untuk banyak berdoa dan meminta didoakan oleh orang atau pihak lain. Salah satunya adalah meminta agar didoakan oleh malaikat, makhluk Allah yang tercipta dari cahaya dan selalu taat kepada-Nya, tidak pernah berbuat maksiat atau durhaka kepada-Nya. Dengan malaikat, seorang Mukmin tak perlu bertemu langsung karena ia makhluk gaib. Ia cukup melakukan amal yang jika dilakukan maka malaikat akan mendoakannya.

    Di antara amal itu adalah tidak beranjak dari tempat shalat, seperti disebutkan dalam hadis di atas. Maksudnya, tetap duduk di tempat shalat sambil berzikir, berdoa, bermunajat, atau membaca Alquran, dalam kondisi tetap suci belum berhadas. Pada saat semacam itu, malaikat mendoakannya agar diberi ampunan dan rahmat oleh Allah. Dua hal yang sangat diharapkan oleh orang Mukmin dalam kehidupannya di dunia. Di samping ia sendiri yang berdoa memohon ampunan Allah dan rahmat-Nya, malaikat ikut mendoakannya.

    Menurut para ulama, seperti disebutkan dalam kitab Al-Muntaqa Syarh Al-Muwatha’ karya Abul Walid Al-Baji, ada dua pengertian dari doa malaikat terhadap orang yang belum beranjak dari tempat shalatnya. Pertama, malaikat itu mendoakan orang tersebut selama ia masih di tempat shalat tadi sebelum orang tersebut mengerjakan shalat fardhu atau ia menunggu shalat.

    Kedua, malaikat itu mendoakan orang tersebut selama ia masih tetap di tempat shalatnya setelah mengerjakan shalat fardhu. Baik orang tersebut tetap di situ untuk berzikir, atau untuk menunggu shalat fardhu berikutnya.
    Blog Khusus Doa - Pacaran. Itulah yang sangat lumrah sekali dikalangan masyarakat kita ketika seorang pria dan wanita memadu kasih sebelum menikah. Biasanya pacaran hanya sebatas perkenalan lebih dalam tentang kepribadian masing-masing, sehingga kalo memang sudah merasa cocok akan melanjutkan pernikahan.

    Nah, bagi seorang muslim yang hendak memilih pasangan hidup, ada beberapa adab dan batasan yang perlu diperhatikan ketika seorang lelaki melakukan nadzar dengan wanita yang dia lamar. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Pihak laki-laki harus benar-benar serius dan memiliki keinginan untuk menikahinya.
      Berdasarkan hadis dari sahabat Abu Humaid Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
      “Apabila kalian melamar seorang wanita, tidak ada dosa baginya untuk me-nadzar-nya, jika tujuan dia melihatnya hanya untuk dipinang. Meskipun wanita itu tidak tahu,”(HR. Ahmad 23603, At-Thabrani dalam Al-Ausath 911 dan sanadnya dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
    2. Ada peluang untuk menikahinya
      Seperti, memungkinkan untuk diizinkan walinya, atau memungkinkkan untuk diterima pihak wanita. Jika kemungkinan besar pasti ditolak, baik oleh pihak wali atau wanita yang dinadzar maka tidak boleh tetap nekad untuk nadzar.

      Ibnul Qatthan Al-Fasi dalam Ahkam An-Nadzar mengatakan,
      “Jika lelaki yang hendak meminang wanita mengetahui bahwa pihak wanita tidak akan bersedia nikah dengannya, atau pihak wali tidak akan mengabulkan pinanganya, maka tidak boleh dia melakukan nadzar. Meskipun dia sudah menyampaikan lamarannya. Karena dibolehkannya nadzar, hanya karena menjadi sebab untuk menikah. Jika dia yakin bahwa dia pasti ditolak, maka kembali pada hukum asal melihat wanita, yaitu dilarang,” (An-Nadzar fi Ahkam An-Nadzar, hal. 391).
    3. Tidak boleh ada sentuhan anggota badan sedikitpun
      Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
      “Sesungguhnya Allah menetapkan jatah dosa zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari: Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakannya,” (HR. Bukhari 6243).
      Az-Zaila’I mengatakan,
      “Tidak boleh menyentuh wajahnya, telapak tangannya – meskipun aman dari gejolak syahwat – karena adanya larangan dan tidak ada alasan dharurat,” (Tabyin al-Haqaiq, 16/361).
    4. Tidak boleh berduaan, harus ada pihak keluarga yang menemaninya, terutama keluarga pihak wanita
      dari Umar radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
      “Jangan sampai seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan. Jika terjadi makhluk ketiganya adalah setan,” (HR. Ahmad 177, Turmudzi 2165, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth). Ibnu Qudamah mengatakan,
      “Lelaki yang melamar, tidak boleh berduaan dengan wanita yang dilamarnya, karena ini haram. Dan tidak ada dalil yang menyebutkan pengecualian larangan ini, ‘kecuali nadzar’. Sehingga kembali kepada hukum diharamkan,” (al-Mughni, 7/453).
    5. Tidak boleh sambil menikmati apa yang dilihat
      Melihat dengan cara penuh menikmati (taladzudz) termasuk diantara bentuk zina mata. Nadzar disyariatkan untuk mewujudkan sunah, dan bukan untuk menikmati keindahan parasnya. Sehingga jika sudah cukup membuat pihak lelaki tertarik untuk menikahinya, itu sudah cukup baginya.

      Imam Ahmad pernah mengatakan,
      “Dia melihat ke wajahnya, namun tidak boleh dengan cara menikmati. Dia boleh melihat berulang-ulang, dan menimbang kecantikannya. Karena tujuan saling mencintai hanya bisa diwujudkan dengan cara itu.”
    6. Dibolehkan untuk melakukan komunikasi, berbicara langsung dengannya, selama tidak berduaan
      Imam Ibnu Baz mengatakan,
      “Boleh bagi lelaki yang hendak melamar wanita untuk berbincang-bincang dengannya dan melihatnya tanpa berduaan… jika pembicaraan dilakukan untuk membahas terkait pernikahan, tempat tinggal, atau latar belakang keluarga, sehingga kita tahu apakah dia tahu tentang itu, ini dibolehkan. Jika dia hendak menikahinya,” (Majmu’ Fatawa, 20/429).
    7. Boleh untuk melihat berkali-kali ke arah calon pasangan
      Dalam Ensiklopedi Fiqh dinyatakan,
      “Boleh mengulang-ulang melihat wanita yang dilamar, jika dibutuhkan, sehingga semakin jelas semua kondisinya. Agar tidak menyesal setelah nikah. Karena tujuan itu umumnya tidak terwujud di awal nadzar,” (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 22/17).

    Itulah beberapa adab dan batasan yang dapat kita lakukan khususnya untuk seorang laki-laki yang hendak melamar calon pasangan. Semoga kita semua mendapatkan jodoh yang sesuai harapan dan dapat membina keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah. Amin.

    Bagi teman-teman yang mungkin kebetulan belum juga ditemukan dengan jodohnya, silakan bisa mengamalkan doa berikut ini:
    • Doa Enteng Agar Cepat dapat Jodoh dan Menikah Lengkap
    Demikian yang dapat kami share pada kesempatan yang baik ini. Semoga apa-apa yang sudah kami publikasikan di Blog Khusus Doa ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semua. Amin.
    Blog Khusus Doa - Setiap hari tentu kita berdoa kepada Allah SWT, baik dalam keadaan senang maupun dalam kesulitan, Amin. Karena dengan berdoa kita bisa mencurahkan segala perasaan dan isi hati kita. Namun terkadang doa-doa yang sudah kita panjatkan tidak kunjung terkabul, Apa yang salah?

    Perlu kita pahami, ternyata ada beberapa tingkatan dalam berdoa. Ada orang yang berdoa dengan lalai, was-was dan ada juga yang berdoa dengan hati fokus. Anda Termasuk yang mana?
    (Pelajari juga: Hal-hal yang Menjadi Penghalang Terkabulnya Doa)

    Nah berikut adalah ulasan selengkapnya mengenai tingkatan dalam berdoa yang patut kita ketahui, sebagaimana dilansir dari laman Islam Pos bahwasanya Ibnu al-Qayyim menyatakan bahwa ketika datang seseorang untuk berdoa ada 5 tingkatan, diantaranya adalah sebagai berikut:
    • Lalai
      Tingkat pertama ialah tingkatan yang salah, sebab ia berdoa dengan lalai. Sebab sebelum berdoa ia tidak melakukan berwudhu dan tidak berdoa pada waktu yang tepat . Sehingga saat berdoa, mulitnya berbicara tapi hatinya lalai mengingat Allah SWT.
    • Was-was
      Tingkatan yang kedua adalah orang yang berdoa dengan hati yang was-was. Dia berdoa pada waktu yang tepat, namun tidak berwudhu terlebih dahulu. Ia juga berdoa sambil memikirkan segala bisikan-bisikan syaitan atau pemikiran yang terlintas dalam dirinya sehingga saat berdoa dia tidak tenang, penuh dengan kewas-wasan.
    • Perjuangan
      Tingkatan ketiga adalah orang yang berdoa dengan perjuangan. Walaupun tidak berwudhu, ia berdoa pada waktu yang tepat. Saat ia berdoa, ada bisikan-bisikan yang terlintas dalam hati dan pikirannya, namun ia tetap berjuang untuk menghilangkan bisikan-bisikan itu agartetap khsyu dalm berdoa.
    • Hati Terfokus
      Tingkatan keempat adalah orang yang berdoa dengan hati yang fokus. Ia memenuhi semua persyaratan doa, dan hatinya sepenuhnya fokus dan tidak waspad. Ia juga melakukan shalat dengan baik dan sempurna. Hatinya terbenam dalam doa dan ibadah kepada Allah SWT.
    • Pengajuan Lengkap
      Tingkatan kelima adalah doa dengan pengajuan yang kengkap. Ia melakukan persyaratan doa dengan sempurna, mengikhlaskan hatinya sebelum berdoa, dan hanya mengharapkan ridho-Nya semata.

      Ia melihat Allah dengan hatinya, seolah-olah ia benar-benar melihat-Nya. Ia mampu menghadirkan Allah SWT dalam hati dan dirinya. Sehingga segala kewas-wasan dan pikiran-pikiran negatif hilang, dan ia mengajukan doanya dengan lengkap seolah-olah di dunia ini hanya ada dia dan penciptanya.

    Teman-teman, itulah 5 tingkatan dalam berdoa yang dapat kami share sebagaimana penjelasan Ibnu al-Qayyim. Selama ini kita berada dalam tingaktan berapa saat berdoa? Semoga sedikit artikel ini memberikan kita pelajaran berharga agar kita bisa meningkatkan kualitas doa kita kepada Allah SWT. Amin-amin Ya Robbal `Aalamin.

    Share on Facebook
    Share on Twitter
    Share on Google+

    Related : √Subhanallah... 6 Amalan Ini Pahalanya Seperti Ibadah Haji Lengkap

    0 komentar:

    Posting Komentar