Seputar Rukun Dan Abab Dalam Berdoa

√Tidur Setelah Sholat Subuh Hukumnya Haram? Lengkap

√Tidur Setelah Sholat Subuh Hukumnya Haram? Lengkap-Doa Merupakan senjata utama kaum mislimin, karena dengan berdoa segala macam harpan kita gantungkan kepada yang memliki alam semesta ini dan Dia Allah SWT, dengan bersungguh -sunnguh dan penuh dengan kerendahan serta pengharapan murupakan salah satu adab dalam berdoa. Karena tugas kita hanya berdoa saja perkara dikabulkan atau tidak bukan merupakan prioritas utama sebab semua itu kita kembalikan lagi kepada Allah SWT.

Dan untuk mencapai unsur unsur keutaman dalam bedoa, maka diharapkan kita memenuhi adab dalam berdoa antara lain:
  1. Berdoalah dalam keadan suci atau memiliki wudhu
  2. Luruskan Niat [Dengan niat yang baik]
  3. Awali dengan Bismillah dan pujian kedapa Allah & Rasulluah
  4. Penuh dengan kerendahan dan pengharapan
  5. Hilangkan sifat somboong
  6. Berdoa dengan Menghadap kearah Kiblat
Dengan berdoa pikiran dan perassan kita menjadi tenang, sebab segala macam keluh kesah atau pengharapan sudah kita sampaikan kepada Allah SWT. Dan yang paling utama adala rasa syukur kita kepada Allah jangan sampai hilang. Sebab itu semua merupakan nikmat yang paling tinggi tiada tara , sebab orang yang masih bisa bersyukur merupakan golongan orang yang lebih mudah dalam mengharapkan dan menerima keridhoan kepada Allah SWT.
Baca Juga:

    Blog Khusus Doa - Mungkin sebagian dari kita pernah dan bahkan sering tidur setelah melakukan sholat subuh, terlebih jika hari-hari libur. Saya pribadi sering melakukannya :D. Namun setiap kali melakukan hal tersebut, orang tua zaman dulu sering kali tidak mengizinkan kita untuk tidur setelah sholat subuh, yang mana dulu mereka sering memberi alasan kalo setelah sholat subuh tidur lagi, maka akan jadi orang bodoh atau menjadi pelupa.

    Entah dasar apa orang tua terdahulu mengatakan alasan tersebut, namun yang pasti niat mereka baik dan positif. Lantas bagaimana pandangan para ulama mengenai tidur setelah sholat subuh? Apakah hal itu haram atau dilarang dan atau di perbolehkan?. Untuk lebih jelasnya, marilakah kita bersama-sama simak dan pelajari ulasan berikut ini tentang fatwa tidur setelah sholat subuh, sebagaimana dilansir dari laman Republika.

    Ada dua pendapat menyikapi hukum tidur segera setelah shalat shubuh. Pandangan yang pertama mengatakan bahwa, tidur pada jam tersebut diperbolehkan. Menurut pendapat ini, tak ada dalil yang secara tegas melarang tidur usai shalat shubuh. Bahkan menurut Syeh Muhammad Shalih al-Munjid, sebagian kecil sahabat dan tabiin mempunyai kebiasaan ini.

    Tidur sehabis shubuh, menurut pendapat ini juga, boleh dilakukan selama memang kebutuhannya menuntut demikian. Misal mereka yang terkena serangan susah tidur (imsonia) atau para pekerja yang mendapatkan shift malam.

    Catatan pengecualian ini seperti pernah disampaikan oleh Imam Ibn al-Qayyim dalam Kitab Zaad al-Ma’ad.

    Sementara dinukilkan dari Kitab al-Fawakih ad-Dawani, Imam Malik pernah ditanya soal hukum tidur bakda shalat Shubuh. Ia berpendapat aktivitas ini tidak haram.

    Namun, kembali menurut Syekh al-Munjid, sebagian ulama menghukumi makruh tidur tepat setelah menunaikan shalat shubuh. Ini karena, pada waktu itulah, Allah SWT membagikan rezeki bagi para hamba-Nya.

    Dalam sebuah hadis riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Hibban, suatu saat Rasulullah SAW mendapati Fatimah tengah tiduran usai shalat shubuh.

    Lalu Rasul berkata,’ Wahai Fatimah bangun dan saksikanlah rezeki Tuhanmu dan jangan sampai masuk golongan orang lalai, karena sesungguhnya Allah membagi rezeki hamba-Nya sejak habis munculnya waktu fajar hingga terbit matahari.”

    Atas dasar inilah sejumlah ulama memandang hukum tidur setelah shalat shubuh makruh. Dalam Kitab Ghidza al-Albab’ Syarh Manzhumat al-Albab, Imam as-Sifaraini mengatakan hendaknya seorang Muslim tidak tidur pada waktu-waktu tersebut.

    Imam as-Suyuthi, dalam Kitab Tadzkirahnya menjelaskan tidur pada waktu usai shalat Shubuh adalah salah satu pertanda kefakiran seseorang. Sebab, seperti hadis riwayat Ahmad, Dawud, dan lainnya, keberkahan umat Muhammad SAW, terletak di awal pagi.

    Tidur sehabis shalat Shubuh, memang sudah lazim dilakukan oleh sebagian orang, tak hanya di dalam negeri, kegiatan serupa juga kerap dijumpai di luar negeri. Namun tidak ada keterangan atau dalil yang menyatakan bahwa tidur setelah sholat subuh itu haram, sebagaimana yang sudah kami paparkan diatas.

    Alangkah lebih baiknya, jika memang setelah selesai sholat subuh dan belum ada kegiatan, sebaiknya manfaatkan waktu tersebut untuk mengaji, membaca ayat-ayat suci Al-Qur`an dan/atau melakukan hal-hal yang positif lainnya daripada memilih untuk tidur lagi. Semoga sedikit artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
    Blog Khusus Doa - Musibah datang secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu, musibah bisa datang dimana saja dan kepada siapa saja tanpa terkecuali. Seperti yang baru-baru ini terjadi yaitu musibah banjir bandang yang menimpa sodara-sodara kita yang di garut sungguh sangat memprihatinkan. Puluhan sodara kita meninggal dunia akibat musibah tersebut. Semoga sodara-sodara kita yang ada di garut tetap diberi kesabaran dan yang meninggal dunia semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amin.

    Mengingat musibah bisa datang kapanpun tanpa adanya berita terlebih dahulu, niscaya kita selalu panjatkan doa setiap saat agar selalu diberi keselamatan, misalnya seperti membaca doa agar terhindar dari musibah yang tiba-tiba datang.

    Sebagai seorang muslim, kita dianjurkan untuk membaca doa atau berdoa ketika musibah datang. Berikut adalah lafadz bacaannya dalam bahasa arab lengkap terjemahannya.

    إنّاَ لِلهِ وإنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أجُرْنِي فِي مُصِيبَتي وأَخْلِفْ لِي خَيْراً مِنْها
    Artinya :
    “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sungguh hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, karuniakanlah padaku pahala dalam musibah yang menimpaku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya”

    Seperti dilansir dari laman Islam Pos, bahwasanya dalam hadits Shahih Muslim disebutkan barangsiapa membaca doa tersebut diatas, niscaya Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan memberinya ganti yang lebih baik daripadanya. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir).

    Redaksi doa tersebut menyiratkan pesan tentang hakikat kepemilikan yang seluruhnya dikembalikan kepada Allah sebagai Pemilik Sejati. Berikut mengenai ajaran bahwa segenap musibah tak ada yang sia-sia, bahkan bisa berpahala, bila si penerima musibah mampu menyikapinya secara tepat. Doa tersebut juga mengandung optimisme, ditandai dengan harapan kepada Allah akan karunia pengganti yang lebih baik.

    (Pelajari juga: Bacaan Doa tolak Bala Lengkap Arab, Latin dan Artinya)

    Musibah bisa berarti sebagai adzab, peringatan, ujian atau cobaan. Pemahaman terhadap musibah dari sudut pandang ini lebih utama, karena dapat menimbulkan introspeksi dan mendorong manusia mengoreksi kekurangan-kekurangannya lalu kemudian berusaha memperbaiki diri.

    Semoga kita semua termasuk orang-orang yang ikhlas dan tetap sabar atas musibah dan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT, seberat apapun cobaan yang diberikan yakinlah bahwa Allah SWT akan menggantikannya dengan yang lebih baik. Amin.
    Blog Khusus Doa - Umumnya, pekerjaan rumah tangga seperti masak, cuuci baju, bebersih rumah dan lainnya adalah pekerjaan seorang istri, tetapi ternyata justru pekerjaan rumah tersebut sepenuhnya adalah tanggung jawab suami. Seorang istri tidak berkewajiban untuk pekerjaan tersebut, namun jika seorang istri melakukannya maka sang suami wajib memberinya gaji dengan nilai yang pasti.

    Allah SWT berfirman bahwa suami itu memberi nafkah kepada istrinya. Dan memberi nafkah itu artinya bukan sekadar membiayai keperluan rumah tangga, tapi lebih dari itu, para suami harus ‘menggaji’ para istri. Dan uang gaji itu harus di luar semua biaya kebutuhan rumah tangga. 4 Mazhab besar bersepakat bahwa para istri pada hakikatnya tidak punya kewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya.

    1. Mazhab As-Syafi’i
    Di dalam kitab Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq Asy-Syirazi rahimahullah, ada disebutkan:
    Tidak wajib atas istri berkhidmat untuk membuat roti, memasak, mencuci dan bentuk khidmat lainnya, karena yang ditetapkan (dalam pernikahan) adalah kewajiban untuk memberi pelayanan seksual (istimta’), sedangkan pelayanan lainnya tidak termasuk kewajiban.
    2. Mazhab al-Hanafi
    Al-Imam Al-Kasani dalam kitab Al-Badai’ menyebutkan:
    Seandainya suami pulang bawa bahan pangan yang masih harus dimasak dan diolah, lalu istrinya enggan untuk memasak dan mengolahnya, maka istri tidak boleh dipaksa. Suaminya diperintahkan untuk pulang membawa makanan yang siap santap.
    Di dalam kitab Al-Fatawa Al-Hindiyah fi Fiqhil Hanafiyah disebutkan:
    Seandainya seorang istri berkata, ‘Saya tidak mau masak dan membuat roti,’ maka istri itu tidak boleh dipaksa untuk melakukannya. Dan suami harus memberinya makanan siap santap, atau menyediakan pembantu untuk memasak makanan.
    3. Mazhab Hambali
    Seorang istri tidak diwajibkan untuk berkhidmat kepada suaminya, baik berupa mengadoni bahan makanan, membuat roti, memasak, dan yang sejenisnya, termasuk menyapu rumah, menimba air di sumur. Ini merupakan nash Imam Ahmad rahimahullah. Karena aqadnya hanya kewajiban pelayanan seksual. Maka pelayanan dalam bentuk lain tidak wajib dilakukan oleh istri, seperti memberi minum kuda atau memanen tanamannya.

    4. Mazhab Maliki
    Di dalam kitab Asy-syarhul Kabir oleh Ad-Dardir, ada disebutkan:
    Wajib atas suami berkhidmat (melayani) istrinya. Meski suami memiliki keluasan rezeki sementara istrinya punya kemampuan untuk berkhidmat, namun tetap kewajiban istri bukan berkhidmat. Suami adalah pihak yang wajib berkhidmat. Maka wajib atas suami untuk menyediakan pembantu buat istrinya.
    Selain ke empat madzhar diatas, Mazhab Adz-Dzahiri juga berpendapat sama yakni "para istri pada hakikatnya tidak punya kewajiban untuk berkhidmat kepada suaminya".

    Dalam mazhab yang dipelopori oleh Daud Adz-Dzahiri ini, kita juga menemukan pendapat para ulamanya yang tegas menyatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi istri untuk mengadoni, membuat roti, memasak dan khidmat lain yang sejenisnya, walau pun suaminya anak khalifah.

    Suaminya itu tetap wajib menyediakan orang yang bisa menyiapkan bagi istrinya makanan dan minuman yang siap santap, baik untuk makan pagi maupun makan malam. Serta wajib menyediakan pelayan (pembantu) yang bekerja menyapu dan menyiapkan tempat tidur.

    Dalam kitab Fiqih Kontemporer Dr. Yusuf Al-Qaradawi, beliau agak kurang setuju dengan pendapat jumhur ulama ini. Beliau cenderung tetap mengatakan bahwa wanita wajib berkhidmat di luar urusan seks kepada suaminya. Dalam pandangan beliau, wanita wajib memasak, menyapu, mengepel dan membersihkan rumah. Karena semua itu adalah timbal balik dari nafkah yang diberikan suami kepada mereka.

    Namun satu hal yang jangan dilupakan, beliau tetap mewajibkan suami memberi nafkah kepada istrinya, di luar urusan kepentingan rumah tangga. Artinya, istri mendapat ‘upah’ materi di luar uang nafkah kebutuhan bulanan.

    Sungguh, begitu mulianya seorang wanita dalam Islam, termasuk dalam berumah tangga. Maka, patut baginya untuk mengikuti apa yang diperintahkan padanya, yakni memenuhi hasrat biologis suami. Sebab, suami memiliki tanggungjawab besar manafkahi istri.

    Sedang perihal tugas pekerjaan rumah, bukan berarti seorang istri itu berleha-leha dengan memberikan tanggungjawab sepenuhnya pada suami. Tetapi, melakukan pekerjaan rumah itu sama halnya ibadah, yakni meringankan beban yang dipikul oleh suami. dan dari situlah seorang istri memperoleh pahala lebih. Oleh sebab itu, seorang suami pun patut mengapresiasi istri yang melakukan pekerjaan rumah, dengan memberikan nafkah terbaiknya.

    Itulah penjelasan mengenai pekerjaan rumah tangga yang ternyata semua itu adalah kewajiban seorang suami. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan tentunya menambah wawasan kita khususnya dalam rumah tangga. (Source: Islampos)
    Blog Khusus Doa - Salah satu kewajiban mukmin adalah berbakti kepada kedua orang tuanya, setelah berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya. Dalam hadis disebutkan, berbakti kepada kedua orang tua termasuk amal yang paling utama. Tentunya banyak sekali Pahala dan Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua, karena ridho Allah pun juga bergantung kepada ridho orang tua. Untuk itu, sebagai seorang anak marilah kita semua untuk selalu berbakti kepada kedua orang tua kita serta mendoakan mereka baik ketika mereka masih hidup maupun ketika sudah meninggal dunia.
    (Pelajari juga: Bacaan Doa Birrul Walidain Lengkap Arab dan Artinya)

    Allah SWT berfirman :
    وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا
    Artinya :
    Dan Kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. (QS. Al-`Ankabut : 8)

    Dalam sebuah hadits juga dijelaskan bahwa; Abdullah bin Mas`ud pernah bertanya kepada Nabi SAW, Amal apa yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab, Shalat tepat waktunya. Abdullah bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab, Berbakti kepada orang tua. Abdullah bertanya lagi, Kemudian apa lagi? Beliau menjawab, Berjihad di jalan Allah. (HR al-Bukhari dan Muslim).

    Dari ayat Al-Qur`an dan Hadits diatas sudah sangat jelas bahwa berbakti kepada orang tua lebih utama. Namun apabila kedua orang tua memaksa untuk hal-hal yang tidak sesuai syari`at, maka janganlah ikuti mereka.

    Dari kedua orang tua kita, siapakah yang paling utama?
    Dalam hadis disebutkan, Abu Hurairah bercerita:
    Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah lalu bertanya, Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling ber hak untuk saya berbakti kepadanya dengan sebaik-baiknya? Beliau menjawab, Ibumu. Ia bertanya lagi, Lalu siapa lagi? Beliau menjawab, Ibumu. Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab lagi, Ibumu. Kemudian, siapa lagi. Beliau menjawab, Ayahmu. (HR al-Bukhari).
    Ibu memang sosok yang paling berjasa. Tidak hanya saat mengandung kita di dalam perutnya selama lebih kurang sembilan bulan, melahirkan kita dengan rasa sakit yang luar biasa, tetapi juga saat memberi kita asupan ASI se lama lebih kurang dua tahun yang sangat menyehatkan se hingga kita tumbuh dengan baik. Betapa durha ka nya kita jika sampai menyakiti hati ibu, tidak mera wat ibu pa da saat usia senjanya, apalagi saat di usia itu ibu sakit-sakitan.

    Nabi bersabda :
    Sungguh celaka! Sungguh celaka! Sungguh celaka! Orang yang sempat menemui kedua orang tuanya di kala usia tua, baik salah satu atau keduanya, tetapi orang tadi tidak dapat masuk surga (sebab tidak berbakti kepada orang tuanya). (HR Muslim)
    Dalam kitab Al-Kaba`ir karya Imam Adz-Dzahabi, dikisahkan, suatu hari Ibnu Umar melihat seorang yang menggendong ibunya sambil tawaf mengelilingi Ka`bah. Orang tersebut lalu bertanya kepada Ibnu Umar, Wahai Ibnu Umar, menurut pendapat Anda, apakah aku sudah membalas kebaikan ibuku? Ibnu Umar menjawab, Belum, meskipun sekadar satu erangan ibumu ketika melahirkan mu. Akan tetapi, kamu sudah berbuat baik. Allah akan memberikan balasan yang banyak kepadamu terhadap sedikit amal yang engkau lakukan itu.

    Saking besarnya jasa ibu, satu amal baik seseorang terhadap ibunya belum dapat membandingi jasa ibu. Semoga kita semua adalah termasuk orang-orang yang selalu berbakti kepada kedua orang tua. Amiin.

    Wallahu a`lam.
    Blog Khusus Doa - Alhamdulillah sekarang kita semua sudah memasuki bulan dzulhijjah. Banyak amalan spesial di bulan yang penuh berkah ini dengan pahala yang luar biasa, seperti Puasa Sunah di Bulan Dzulhijjah, untuk lebih jelasnya mengenai amalan puasa sunah ini, silakna bisa dipelajari artikel sebelumnya yang berjudul "Niat Puasa Dzhulhijjah 10 hari Pertama Lengkap Arab, Latin dan Artinya". Selain puasa sunnah, tepat di tanggal 10 dzulhijjah semua umat muslim juga merayakan hari kemenangan atau hari raya idul adha serta ibadah qurban.

    (Pelajari juga: Doa Niat Mandi Hari Raya Idul Adha Lengkap)

    Lebaran idul adha atau lebaran haji, sangat identik dengan penyembelihan hewan qurban. Biasanya setelah selesai melaksanakan sholat iedul adha, maka panitia qurban akan melakukan penyembelihan hewan qurban yang kemudian daging qurban dibagi-bagikan ke kaum dhuafa dan/atau masyarakat secara umum. Nah, sebenarnya apa keutamaan dan hikmah berqurban di hari raya idul adha?. Untuk lebih jelasnya, silakan simak ulasannya berikut ini :

    1. Berkurban adalah Ciri Keislaman Seseorang
      Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
      “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
    2. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah
      Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda:
      “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib)
    3. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa
      “Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” (HR. Muslim)
    4. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam
      Allah SWT berfirman:
      وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الأنْعَامِ فَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَلَهُ أَسْلِمُوا وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِينَ
      Artinya :
      “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)”. (QS. Al Hajj : 34)
    5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama
      Allah SWT berfirman:
      فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
      Artinya :
      “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”. (QS. Al Kautsar : 2) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”

      “Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]

      Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”
    6. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim
      Allah SWT berfirman:
      فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ. فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ. وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ. قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ. إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ. وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ.
      Artinya :
      “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”. (QS. Ash Shaffat : 102 – 107)
      Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana kannya. Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.
    7. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
      Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata:
      “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.”. (HR. Ahmad dan Ibn Majah)

    Teman-teman, itulah beberapa keutamaan dan hikmah ibadah qurban dihari raya idul adha, semoga kita semua termasuk orang-orang yang melaksanakan ibadah qurban di tahun ini. Amin.
    Jika teman-teman ingin sejarah tentang hari raya qurban, silakan bisa dipelajari artikel yang berjudul "Sejarah Idul Adha Hari Raya Qurban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail".

    Demikian yang dapat kami share pada kesempatan yang penuh berkah ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin.

    Share on Facebook
    Share on Twitter
    Share on Google+

    Related : √Tidur Setelah Sholat Subuh Hukumnya Haram? Lengkap

    0 komentar:

    Posting Komentar