Seputar Rukun Dan Abab Dalam Berdoa

√Kisah Inspiratif Pria Homoseksual Yang Masuk Islam Dan Kembali Hidup Normal Lengkap

√Kisah Inspiratif Pria Homoseksual Yang Masuk Islam Dan Kembali Hidup Normal Lengkap-Doa Merupakan senjata utama kaum mislimin, karena dengan berdoa segala macam harpan kita gantungkan kepada yang memliki alam semesta ini dan Dia Allah SWT, dengan bersungguh -sunnguh dan penuh dengan kerendahan serta pengharapan murupakan salah satu adab dalam berdoa. Karena tugas kita hanya berdoa saja perkara dikabulkan atau tidak bukan merupakan prioritas utama sebab semua itu kita kembalikan lagi kepada Allah SWT.

Dan untuk mencapai unsur unsur keutaman dalam bedoa, maka diharapkan kita memenuhi adab dalam berdoa antara lain:
  1. Berdoalah dalam keadan suci atau memiliki wudhu
  2. Luruskan Niat [Dengan niat yang baik]
  3. Awali dengan Bismillah dan pujian kedapa Allah & Rasulluah
  4. Penuh dengan kerendahan dan pengharapan
  5. Hilangkan sifat somboong
  6. Berdoa dengan Menghadap kearah Kiblat
Dengan berdoa pikiran dan perassan kita menjadi tenang, sebab segala macam keluh kesah atau pengharapan sudah kita sampaikan kepada Allah SWT. Dan yang paling utama adala rasa syukur kita kepada Allah jangan sampai hilang. Sebab itu semua merupakan nikmat yang paling tinggi tiada tara , sebab orang yang masih bisa bersyukur merupakan golongan orang yang lebih mudah dalam mengharapkan dan menerima keridhoan kepada Allah SWT.
Baca Juga:

    Blog Khusus Doa - Imam Besar Masjid New York asal Indonesia Shamsi Ali yakin bahwa orientasi seks homoseksual dapat kembali hidup normal. Ia berkisah tentang pria gay tinggi bertato yang kini menjadi muridnya. Beberapa tahun lalu, Shamsi Ali ditelpon oleh seorang sopir limo di kota New York. Menurutnya ada pelanggan mobil dia yang ingin belajar Islam.

    “Saya meminta dia agar datang ke masjid,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/2/2016) seperti dilansir dari laman Islam Post.

    Di suatu hari, lanjutnya, datanglah orang itu. Ia berkulit putih, dengan tubuh tinggi besar dan bertatto. Setelah duduk Shamsi bertanya, “Kenapa mau belajar Islam?,”

    Dia mengatakan karena dia ingin jalan hidup yang menuntunnya dalam 24 jam 7 hari. Dia beragama Budha saat itu. Walaupun lahir Katolik, lalu pindah Protestan, dan akhirnya masuk Budha. Bahkan ketika datang ke Shamsi, pria tersebut berpakaian biksu untuk tujuan menghargainya sebagai Imam.

    Singkat cerita, Presiden Nusantara Foundation ini menjelaskan bagaimana Islam menuntun hidup manusia dalam 24 jam sehari semalam.

    “Baru beberapa menit dia memotong saya dan bertanya: apakah benar saya bisa diterima sebagai Muslim?”

    Saya jawab: “semua manusia dirangkul oleh Islam dan semua memiliki peluang yang sama untuk menjadi yang terbaik.”

    Dirinya kemudian menjelaskan tuntunan Islam. Tapi orang tersebut memotong penjelasannya lagi, “Are you sure I can be accepted in Islam?”

    Karena terkejut Shamsi pun bertanya, “Kenapa bertanya demikian?”

    “Because I am a gay,” jawabnya jujur.

    Saya, kata pria kelahiran Sulawesi ini, lalu bertanya kepadanya, sejak kapan Anda merasakan seperti itu? Apakah sejak kecil? Dia diam sejenak lalu mengatakan bahwa dirinya seorang gay saat memulai bisnisnya sebagai event organizer dalam bidang fashion show. Pergaulannya di dunia model yang menjadikannya memiliki kecenderungan seperti itu.

    Shamsi menerangkan bahwa menjadi muslim tidak sekadar pindah agama. Tapi mau melakukan perubahan. Orang itu pun dengan tegas menjawab, “Yes, I will.”

    Alhamdulillah, Shamsi bersyukur, setelah masuk Islam, dua bulan kemudian di bulan Ramadan dia menelponnya memberitahu bahwa muridnya itu berpuasa dan merasakan ketenangan.

    Setahun kemudian di musim haji, direktur Muslim Jamaica Center ini kembali mendapat telepon darinya, menyampaikan kalau dia lagi di Maroko untuk melamar calon istrinya.

    “Dia rupanya diam-diam mencari jodoh lewat biro jodoh di internet. Alhamdulillah, teman kita ini sudah berkeluarga dan berbahagia,” paparnya.

    Menurut Shamsi, perubahan akan selalu mungkin dilakukan. Apalagi itu adalah bagian dari preferensi gaya hidup.

    “Saya memang kurang mengerti dengan mereka yang membela homo dan lesbi. Di satu sisi meninggikan ‘kemampuan manusia untuk menentukan pilihan’. Tapi di sisi lain mereka berargumen seolah kaum homo dan lesbi itu tunduk patuh pada ketentuan lahir. Di dunia ini memang banyak paradoks!” tutupnya.
    Blog Khusus Doa - Hubungan badan suami istri merupakan hak kedua belah pihak. Selama ini, ada anggapan yang beredar bahwa hubungan ini hanya lebih banyak dinikmati oleh suami saja. Maklum, pihak istri lebih banyak ditutupi rasa risih dan juga malu, sekalipun pada suami yang telah bertahun-tahun hidup bersama.

    Berbeda dengan suami, istri memerlukan proses lebih lama. Salah satu hal terpenting adalah soal pemanasan yang harus dilakukan oleh suami atau istilah sekarangnya sering kita sebut dengan foreplay.

    (Pelajari juga: 8 Adab/Etika Suami Istri saat Berhubungan Badan)

    Dari beberapa hadist shahih yang dituturkan oleh Rasul Muhammad SAW, ada beberapa yang harus diperhatikan oleh suami soal pendahuluan ini. Berikut di antaranya, sebagaimana dilansir dari laman Islam Pos.

    1. Kata-kata mesra
      “Janganlah salah seorang dari kalian menjima’ istrinya seperti binatang ternak mendatangi pasangannya. Tetapi hendaklah ada ar rasuul antara keduanya.”
      Ditanyakan kepada beliau, “Apakah ar rasuul itu wahai Rasulullah?”

      Beliau menjawab, “Ciuman dan kalimat-kalimat obrolan (mesra),” (HR. Ad Dailami).

      Sebelum melakukan jima’, dahuluilah dengan kata-kata romantic atau kiata-kata yang mesra. Rasulullah, di hari-hari biasa saja memanggil Aisyah dengan Humaira, yang artinya pipinya kemerahan. Betapa beliau sangat romantis, kan?

      Kata-kata romantis dan mesra ini yang pertama akan mencairkan suasana dan membuat rileks.
    2. Kecupan
      “Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” (HR. Tirmidzi).
      (Pelajari juga: Doa Ketika Bersetubuh / Berjima` Suami Istri Lengkap)
    3. Sentuhan
      Jika kata-kata mesra adalah pendahuluan dengan ucapan dan kecupan adalah pendahuluan yang agak meningkat, maka pendahuluan yang lainnya adalah dengan sentuhan.

      Imam Abu Hanifah ditanya oleh muridnya tentang suami yang memegang kemaluan istrinya atau istri memegang kemaluan suaminya (sebagai pendahuluan jima’), beliau menjawab, “Tidak masalah, bahkan saya berharap ini akan memperbesar pahalanya,” (Tabyin al-Haqaiq). Allahu alam bishawwab.

    Blog Khusus Doa - Allah SWT menjelaskan golongan yang mendapat petunjuk dalam Alquran. Mereka yang mendapat petunjuk sebagai nikmat Allah yang besar, akan selamat, bahagia, dan mendapat ridha-Nya di dunia dan akhirat.
    (Pelajari juga: Bacaan Doa Selamat Dunia Akhirat Lengkap)

    Pertama, para nabi dan rasul Allah. Dengan petunjuk Allah, mereka mampu menepis dan menolak godaan setan yang mengajak pada perbuatan yang dilarang Allah.
    Allah SWT berfirman :
    ``Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak pula seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.`` (QS 22: 52).
    Kedua, orang-orang yang tiada ragu beriman kepada Allah dan rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar. (QS 49: 15).

    Ketiga, mereka yang mati syahid karena menegakkan agama Allah. Mereka mendapat gelar syuhada. Mereka mendapat kedudukan tinggi dan ganjaran yang baik dari Allah.
    Ini dikuak lewat firman-Nya:
    ``Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Alah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.`` (QS 3: 169-171).
    Keempat, orang yang melakukan amal saleh karena didorong iman yang mereka miliki. Allah berfirman:
    ``Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami masukkan ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh.`` (QS 29: 9).
    Mereka pun menyuruh pada kebaikan dan mencegah kemungkaran, seperti firman Allah:
    ``Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebaikan. Mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.`` (QS 3: 114).
    Kelima, orang-orang yang menaati petunjuk dan perintah Allah dengan ikhlas serta hati yang takut kepada siksa-Nya. Mereka digelari Allah dengan mukhlisin. Firman Allah SWT:
    ``Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.`` (QS 23: 57-61).
    Blog Khusus Doa - Amal Jariyah adalah sebutan bagi amalan yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah wafat. Amalan tersebut terus memproduksi pahala yang terus mengalir kepadanya. Hadis tentang amal jariyah yang populer dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
    "Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang berman­faat, dan anak saleh yang mendoakannya" (HR. Muslim). (Pelajari juga: 16 Syarat Agar Amal Sedekah Kita Diterima Oleh Allah SWT)

    Selain dari ketiga jenis perbuatan di atas, ada lagi beberapa macam perbuatan yang tergolong dalam amal jariah. Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda :
    "Sesungguhnya diantara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebar­luaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya” (HR. Ibnu Majah).

    Dilansir dari laman Republika, dalam hadis ini disebut tujuh macam amal yang tergolong amal jariah, diantaranya :
    1. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, seperti diskusi, ceramah, dakwah, dan sebagainya. Termasuk dalam kategori ini adalah me­nulis buku yang berguna dan mempublikasikannya.
    2. Mendidik anak menjadi anak yang saleh. Anak yang saleh akan selalu berbuat kebaikan di dunia. Menurut keterangan hadis ini, kebaikan yang dipeibuat oleh anak saleh pahalanya sampai kepada orang tua yang mendidiknya yang telah wafat tanpa mengurangi nilai/pahala yang diterima oleh anak tadi.
    3. Mewariskan mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang dapat memanfaatkannya untuk kebaikan diri dan masyarakatnya.
    4. Membangun masjid. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi SAW :
      ”Barangsiapa yang membangun sebuah masjid karena Allah walau sekecil apa pun, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
      Orang yang membangun masjid tersebut akan menerima pahala seperti pahala orang yang beribadah di mas­jid itu.
    5. Membangun rumah atau pondokan bagi orang-orang yang bepergian untuk kebaikan. Setiap orang yang memanfaatkannya, baik untuk istirahat sebentar maupun untuk bermalam dan kegunaan lain yang bukan untuk maksiat, akan mengalirkan pahala kepada orang yang membangunnya.
    6. Mengalirkan air secara baik dan bersih ke tampat-tempat orang yang membutuhkannya atau menggali sumur di tempat yang sering dilalui atau didiami orang banyak. Setelah orang yang mengalirkan air itu wafat dan air itu tetap mengalir serta terpelihara dari kecemaran dan dimanfaatkan orang yang hidup maka ia mendapat pahala yang terus mengalir.

      Semakin banyak orang yang memanfaat­kannya semakin banyak ia menerima pahala di akhirat. Rasulullah SAW bersabda :
      "Barangsiapa membangun sebuah sumur lalu diminum oleh jin atau burung yang kehausan, maka Allah akan mem­berinya pahala kelak di hari kiamat.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Majah).
    7. Menyedekahkan sebagian harta. Sedekah yang diberikan secara ikhlas akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda.

    Blog Khusus Doa - Setiap laki-laki tentunya sangaat mendambakan istri yang sholehah, begitu juga bagi perempuan itu sendiri, pasti ingin juga menjadi istri yang shalihah. Sebagai seorang suami pasti menginginkan istri yang shalihah yang mampu menjalankan segala kewajibannya dan memenuhi segala hak suami terhadap istrinya.

    Memiliki istri yang shalihah bagaikan memperoleh kenikmatan di dunia, sebagaimana dengan hadits Rasulullah yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amar bin Ash, Rasulullah SAW bersabda, “Dunia ini adalah kenikmatan, dan sebaik-baik kenikmatan dunia adalah perempuan (istri yang shalihah),” (HR. Muslim dan Ahmad).

    Agar seorang wanita bisa dikategorikan dan termasuk sebagai istri yang shalihah, berikut akan dijelaskan apa saja perkara yang harus dipenuhi. Silakan simak ulasan selengkapnya berikut ini :

    1. Selalu mendahulukan hak suaminya daripada hak orang lain termasuk hak dirinya sendiri.
    2. Senantiasa bersedia memberikan kenikmatan (termasuk kenikmatan seksualitas) kepada sang suami, terutama jika suami menginginkannya, terkecuali jika sedang haid dan mengalami nifas. Apabila istri menolak keinginan suami tanpa sebab dan alasan yang diperbolehkan dalam ajaran Islam, maka saat itu juga istri berdosa, bahkan dilaknat oleh malaikat. Sabda Rasulullah SAW mengatakan:
      “Apabila suami mengajak istrinya berhubungan, lalu istrinya menolak (tanpa alasan yang dibenarkan), lalu suaminya marah, maka istri itu dilaknat oleh malaikat,” (HR. Bukhari dan Muslim).
      Rasul juga mengatakan, “Apabila diajak oleh suaminya untuk berhubungan intim, maka istri harus memenuhi ajakan itu, meskipun ia sibuk di dapur,” (HR. Tirmidzi dan Nasa’i).

      Selain itu, Rasulullah juga mengatakan pada haditsnya yang lain bahwasanya, “Apabila seorang istri tidur menjauh dari tempat tidur suaminya (karena menghindari suami dsb), maka istri itu dilaknat oleh malaikat hingga pagi,” (HR. Bukhari dan Muslim).
    3. Tidak diperkenankan bagi istri untuk menjalankan puasa sunat tanpa seizin suaminya. Saat sang istri sedang berpuasa, sudah tentu suami dilarang untuk menggaulinya, padahal hak bergaul adalah hak suami terhadap istrinya, hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:
      “Tidak halal (tidak boleh) seorang istri berpuasa padahal suaminya ada di rumah, kecuali atas izinnya,” (HR. Bukhari dan Muslim).
    4. Tidak diperkenankan untuk seorang istri memberikan sesuatu dari dalam rumahnya atau mengeluarkan sesuatu dari dalam rumahnya tanpa izin dan sepengetahuan suaminya. Apabila ia melakukan hal tersebut, maka dosa yang akan didapat, sedangkan sang suami mendapatkan pahala. Tentunya yang menyangkut tentang hal-hal yang memang bernilai dan harus sepengetahuan suami.
    5. Sebagai seorang istri tidak diperbolehkan bepergian meninggalkan rumah, dan mencari nafkah (kerja) di luar rumah kecuali dengan izin suaminya.
    6. Sebagai seorang istri, harus memiliki sifat qana’ah yaitu menerima apa adanya segala kemampuan suami dalam hal mencari nafkah. Ia tidak boleh menuntut suaminya melebihi kadar kemampuan yang suami punya. Seorang istri yang shalihah harus senantiasa mengingatkan suaminya untuk mencari nafkah dari sumber yang halal jangan sampai terjerumus dan terjebak ke dalam pekerjaan yang haram. Kita dapat mencontoh dari perkataan para istri salafusshaleh yang selalu mengatakan seperti ini ketika suaminya hendak meninggalkan rumah untuk mencari rezeki, “Hati-hati dan jauhi sumber-sumber rezeki yang haram, karena sesungguhnya kami bisa bersabar menahan lapar, tetapi kami tidak akan sanggup menahan api neraka.”
    7. Seorang istri diwajibkan untuk selalu menutup auratnya dan tidak memperlihatkan kecantikannya kepada orang lain yang tidak berhak melihatnya. Membuka aurat, memakai pakaian mini (minim) dan memperlihatkan bagian-bagian tubuh yang indah sangat jelaslah hukumnya haram. Diriwayatkan oleh Aisyah, ia berkata:
      “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda: Tidak boleh bagi seorang perempuan membuka pakaiannya di rumah yang bukan milik suaminya, sebab apabila ia lakukan maka berarti ia membongkar auratnya sendiri serta menginjak-injak kemuliaan dan kehormatannya sebagai perempuan (istri),” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Abu Daud).
      Hal ini berlaku pula bagi perempuan yang mempertontonkan aurat dan bagian tubuhnya yang tidak boleh dilihat orang lain di kolam-kolam renang, tempat disko, dan sebagainya.
    8. Tidak diperkenankan seorang istri berkenalan dengan lawan jenis terutama teman dari suami. Lebih baik hal seperti ini dihindari sebagai tindakan antisipatif dan sikap kehati-hatian agar tidak munculnya fitnah serta tidak membawa pada dosa kemaksiatan.
    9. Seorang istri yang shalehah tidak boleh bersikap sombong dengan membanggakan diri dengan kecantikannya kepada suaminya, atau menghina kejelekan suaminya (kalau fakta suaminya kebetulan jelek secara fisik). Tidak boleh pula berbangga dengan harta dan kekayaannya di hadapan suaminya. Mau bagaimanapun kondisi suami, ia tetap harus dihormati, dihargai, dijaga perasaannya, dilayani dengan sepenuh hati, dijaga kewibawaan dan kehormatannya.
    10. Istri yang shalehah harus memiliki rasa cinta dan kasih sayang terhadap semua anak-anaknya. Mendidik dan membesarkan anak-anaknya dengan perasaan tanpa melakukan kekerasan yang kerap terjadi sekarang ini. Berusaha mendidik anak-anak dengan pendidikan Islam yang baik. Tidak mengajarkan anak-anaknya dengan perkataan kasar dan kotor. Orang tua yang baik hendaknya jika sedang ada masalah, jangan membicarakan permasalahan apalagi sampai bertengkar di depan anak-anaknya. Hal ini akan berpengaruh buruk pada anak-anak kelak sudah besar nanti. Ia akan mengikuti apa yang dulu orang tuanya lakukan.

    Istri yang shalihah pula selalu ingat akan perjuangan dan kerja keras suami selama ini, jangan melupakan kebaikan suami dikarenakan sebuah kesalahan kecil yang dilakukan suaminya, apalagi sampai melaknat suami. Hal ini sangat tidak baik dan dilarang. Karena hal ini, penghuni neraka lebih banyak dari kaum perempuan. Ketika Rasulullah SAW menjalankan perintah isra’ dan mikraj, beliau melihat dan menyaksikan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah dari kaum perempuan. Lalu beliau ditanya apa sebabnya, maka beliau menjawab:
    “Karena perempuan sering (suka) melaknat dan melupakan kebaikan suaminya,” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Share on Facebook
    Share on Twitter
    Share on Google+

    Related : √Kisah Inspiratif Pria Homoseksual Yang Masuk Islam Dan Kembali Hidup Normal Lengkap

    0 komentar:

    Posting Komentar