Seputar Rukun Dan Abab Dalam Berdoa

√Adab Mendengarkan Adzan Bagi Seorang Muslim Lengkap

√Adab Mendengarkan Adzan Bagi Seorang Muslim Lengkap-Doa Merupakan senjata utama kaum mislimin, karena dengan berdoa segala macam harpan kita gantungkan kepada yang memliki alam semesta ini dan Dia Allah SWT, dengan bersungguh -sunnguh dan penuh dengan kerendahan serta pengharapan murupakan salah satu adab dalam berdoa. Karena tugas kita hanya berdoa saja perkara dikabulkan atau tidak bukan merupakan prioritas utama sebab semua itu kita kembalikan lagi kepada Allah SWT.

Dan untuk mencapai unsur unsur keutaman dalam bedoa, maka diharapkan kita memenuhi adab dalam berdoa antara lain:
  1. Berdoalah dalam keadan suci atau memiliki wudhu
  2. Luruskan Niat [Dengan niat yang baik]
  3. Awali dengan Bismillah dan pujian kedapa Allah & Rasulluah
  4. Penuh dengan kerendahan dan pengharapan
  5. Hilangkan sifat somboong
  6. Berdoa dengan Menghadap kearah Kiblat
Dengan berdoa pikiran dan perassan kita menjadi tenang, sebab segala macam keluh kesah atau pengharapan sudah kita sampaikan kepada Allah SWT. Dan yang paling utama adala rasa syukur kita kepada Allah jangan sampai hilang. Sebab itu semua merupakan nikmat yang paling tinggi tiada tara , sebab orang yang masih bisa bersyukur merupakan golongan orang yang lebih mudah dalam mengharapkan dan menerima keridhoan kepada Allah SWT.
Baca Juga:

    Blog Khusus Doa - Kebanyakan dari kita orang muslim melupakan adab-adab atau aturan yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Hal-hal yang ringan pun sering ditinggalakan, lambat laun prilaku meninggalkan ini akan berdampak kepada hal yang besar. Adzan adalah seruan atau panggilan yang menjadi pertanda bahwa waktu shalat telah masuk.

    Adzan merupakan salah satu syiar agama yang paling agung, karena mengabarkan kepada seluruh Muslim datangnya waktu shalat sebagai ibadah wajib. Adzan dikumandangkan oleh seorang muadzin. Sebagai yang mendengarkan adzan, ada adab yang dianjurkan Rasulullah SAW.

    (Pelajari juga: Lafadz Adzan dan Iqomah Lengkap Bahasa Arab, Latin dan Artinya)

    Dalam adab islam bahwa ketika adzan hendak berkumandang maka diamlah karena jikalau kita tidak mendengarkannya ataupun menjawabnya itu akan menjadi faktor lunturnya keimanan kita.

    Bahkan dalam realitasnya, banyak orang kelu lidahnya di saat kematian. Kebanyakan orang yang nazak, saat hampir tiba ajalnya, tidak dapat berkata apa-apa. Lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan ‘sakaratul maut’. Ini sebabnya adalah kebiasaan remeh kita yang sering tidak mendiamkan diri saat adzan berkumandang.

    (Pelajari juga: Fakta Unik Seputar Adzan yang Sangat Mengagumkan)

    Ilustrasi: Adzan

    Diriwayatkan sebuah hadist:
    “Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya.”
    Abu Sa’id Al-Khudri pun mengabarkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

    إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ الْمُؤَذِّنُ
    Artinya :
    “Apabila kalian mendengar adzan maka ucapkanlah seperti yang sedang diucapkan muadzin,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
    Hukum menjawab adzan adalah sunah muakad. Ketika adzan berkumandang, kita umat muslim dianjurkan untuk sejenak meninggalkan aktivitas dan mendengarkan lalu menjawab adzan sebagai bentuk penghormatan kita kepada adzan tersebut.

    (Pelajari juga: Lafadz Menjawab Adzan Sholat 5 Waktu Lengkap)

    Rasulullah SAW pernah menjanjikan keutamaan mendengarkan dan menjawab seruan adzan. Dalam sebuah hadits beliau mengatakan:
    “Barangsiapa yang mendengar suara adzan kemudian dia berucap: Asyhadu alla ilaaha illahu wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu, radlitu billahi rabba wabi muhammadin rasulan wabil islami diinan (Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, aku ridha Allah sebagai Rabb, dan Muhammad sebagai Rasul dan aku ridha Islam sebagai agama), maka Allah akan mengampuni dosanya,” (HR. Muslim (579) dari Sahl bin Sa’ad)
    Ada 3 (tiga) pertanyaan besar mengenai hal ini:
    1. Bagaimana hukumnya jika berbicara ketika adzan berkumandang?
      Para ulama seperti Imam Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Ishaq bin Rahuyah, dan lainnya mengatakan bahwa berbicara ketika mendengarkan adzan hukumnya adalah makruh. Namun jika keadaan mendesak untuk berbicara, maka berbicaralah seperlunya. Dan hendaknya tidak memperpanjang pembicaraan sehingga terluput dari memperoleh keutamaan yang besar yaitu pengampunan dosa-dosa. Jika berbicara saja sudah makruh, bagaimana dengan kegiatan lain seperti bercanda, atau bahkan sampai tertawa terbahak-bahak seakan menghiraukan seruan yang agung ini. Sebagai seorang muslim seharusnya kita saling mengintrospeksi diri dalam hal adab mendengarkan adzan ini.
    2. Bagaimana hukum menjawab adzan ketika sedang membaca Al-Qur’an?
      Tidak dibolehkan menjamak/mengumpulkan antara membaca Al-Qur’an dengan menjawab adzan. Karena kalau kita membaca Al-Qur’an, kita akan terlalaikan dari mendengar adzan. Sebaliknya bila kita mengikuti ucapannya muadzin, kita terlalaikan dari membaca Al-Qur’an. (Fathu Dzil Jalali wal Ikram, 2/196,197)
    3. Ketika sedang shalat apakah kita diharuskan menjawab adzan?
      Dalam madzhab Al-Imam Ahmad (Pendapat ini dianggap yang paling shahih), ketika sedang melakukan shalat, tidak perlu menjawab adzan yang didengar. Karena adzan merupakan zikir panjang yang dapat membuat orang yang shalat tersibukkan dari shalatnya. Sementara dalam shalat ada kesibukan tersendiri, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :“Sesungguhnya dalam shalat itu ada kesibukan,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

    (Pelajari juga: Lafadz Doa Setelah Adzan dan Iqomah Lengkap)

    Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu ketika nyawa kita sedang dicabut dan kita bisa tetap istiqomah di jalan Allah SWT.
    Blog Khusus Doa - Jima` atau berhubungan badan merupakan ibadah yang dikhususkan kepada orang yang sudah melewati pintu pernikahan ini memang merupakan salah satu kebutuhan biologis yang harus di penuhi oleh suami dan isteri. Untuk itu, ada beberapa pesan Rasulullah SAW untuk para wanita saat melayani suami di tempat tidur.

    (Pelajari juga: Lafadz Doa Sebelum Berhubungan Badan Suami Istri)

    Dan berikut adalah pesan Rasulullah SAW yang patut kita ketahui, khususnya kaum wanita saat melayani suaminya di atas ranjang.

    1. Memberi nuansa kemesraan dengan penampilan.
      Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau melihatnya akan membahagiakan dirimu, jika engkau memerintahnya akan mentaatimu, dan jika engkau tidak berada di sampingnya ia akan menjaga hartamu dan dirinya sendiri.” (HR. Bukhari).

      Oleh karena itu, kecantikan dan kerapian istri sangat disukai suami. Maka pada saat akan beribadah di kamar, bersoleklah sebaik-baik penampilan yang disukai suami dan di ridhai Allah SWT. Karena itu akan menambah nuansa kemesraan saat berjima’.
    2. Mempesona setiap kali di pandang.
      Rasulullaah SAW bersabda: “Istri yang terbaik ialah istri yang mempesonakanmu setiap kali kau pandang…” (HR. An-Nasai).

      Selain menjaga penampilan, seorang istri juga seyogyanya berusaha untuk terlihat mempesona saat akan berjima’. Misalnya, dengan tersenyum mesra. Hal tersebut niscaya akan melimpahkan pahala yang sangat besar.
    3. Memenuhi ajakan suami dengan segera.
      Rasulullah SAW bersabda: “Bilamana seorang suami mengajak istrinya (untuk berhubungan seksual), maka penuhilah dengan segera sekalipun istri sedang sibuk di dapur!” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
      (Pelajari juga: Doa Ketika Bersetubuh atau Berjima Suami Istri)

      Hasrat seksual memang sebuah kebutuhan biologis yang tidak bisa ditunda pemenuhannya (bagi suami-istri). Maka dari itu Allah SWT menciptakan makhluk-Nya serba berpasang-pasangat dengan salah satu alasannya yaitu agar manusia dapat dengan halal menyalurkan hasrat seksual kepada pasangan halalnya. Istri yang tidak memenuhi keinginan suami dengan segera, maka siksa di akhirat sangatlah pedih untuknya. Dan tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hal tersebutlah yang merupakan salah satu faktor ketidak harmonisan dalam rumah tangga.
    4. Dilarang bersetubuh ketika haidh dan nifas.
      Rasulullaah SAW bersabda: “…. Maka setubuhilah istrimu sesuka hatimu, dari depan dan dari belakang! Tetapi jangan melalui dubur dan jangan ketika (istrimu) sedang haidh!” (HR. Tirmidzi).

      Sebagaimana sudah kita ketahui, bahwasannya wanita yang sedang haidh dan nifas tidak boleh disetubuhi. Juga perlu di ingat bahwa bersetubuh melalui dubur itu tidak diperbolehkan dalam agama. Maka, seorang istri haruslah mengingatkan hal tersebut kepada suami.
    5. Dilarang memandangi alat kelamin suami.
      Rasulullaah SAW bersabda: “Tatkala salah seorang diantara kalian bersetubuh dengan istri atau budak wanitanya, maka janganlah memandangi alat kelaminnya! Karena yang demikian itu bisa menyebabkan kebutaan”. (HR. Baihaqi).

      Oleh karenanya, janganlah seorang istri melihat kemaluan suami, begitupun sebaliknya meskipun hal tersebut di makruhkan.
    6. Dilarang membayangkan tubuh laki-laki lain.
      Allah SWT berfirman: “Orang-orang yang menganggap istrinya sebagai ibunya di antara kalian (padahal jelaslah) bahwa istri bukanlah ibu mereka! Ibu mereka tiada lain adalah wanita yang melahirkan mereka. Sesungguhnya mereka itu benar-benar mengucapkan ucapan mungkar lagi dusta!” (QS. Al-Mujadilah ayat 2).

      Suatu keharusan bagi suami dan istri saat bersetubuh dilarang membayangkan wajah orang lain karena dikhawatirkan terjadinya talak dhihar.
    7. Pandai menata kenyamanan tempat tidur.
      Sebagaimana pesan Rasul kepada putrinya, Siti Fatimah: “Wahai Fatimah, wanita yang menghamparkan alas untk berbaring, atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati, berserulah para malaikat untuknya. Teruskanlah amalmu, maka Allah SWT telah mengampunimu dari dosa yang lalu dan yang akan datang.” Dikarenakan, alas tidur merupakan faktor penting untuk mewujudkan kemesraan dan kepuasan seksual, maka tatalah tempat tidur sebelum istri melayani suami. Karena, yang demikian itu, amat besar pahalanya.
    8. Merahasiakan usrusan ranjang kepada orang lain.
      Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sehina-hina derajat manusia di sisi Allah kelak pada hari kiamat ialah suami yang menyetubuhi istrinya dan istripun senang melayani persetubuhannya, kemudian salah satu di antara keduanya membuka rahasia persetubuhan itu kepada orang lain.” (HR. Muslim).

      Seorang istri yang shalihah pastinya akan menjaga rahasia dengan suaminya saat berjima’ karena yang demikian itu merupakan salah satu upaya menutup aibnya.
    9. Memahami etika bersetubuh.
      Dengan memahami etika bersetubuh yang baik, dari segi kesehatan dan agama tentunya akan menghasilkan kenikmatan dan melahirkan generasi-generasi yang shalih dan shalihah. Untuk etika berjima` silakan dapat dipelajari pada artikel yang berjudul : "8 Etika Suami Istri saat Berhubungan Badan)"

    Blog Khusus Doa - Setiap wanita yang sudah baligh, tentu saja akan mendapatkan siklus bulanan yang tetap, menstruasi. Selesai menstruasi, seorang Muslimah diwajibkan mandi junub atau masyrakat kita menyebutnya keramas. Untuk yang sudah menikah, mandi junub sepertinya hampir tidak mungkin dilakukan satu bulan sekali. Mungkin sepekan sekali. Mungkin sehari sekali. Nah, bagaimana seorang Muslimah harus melakukan mandi junub?

    (Pelajari juga: Lafadz Niat Mandi Wajib/Junub Lengkap Arab, Latin dan Artinya)

    Tata cara mandi bagi wanita, dibedakan antara mandi junub dan mandi setelah haid atau nifas. Untuk tata cara mandi junub bagi wanita, sama dengan tata cara mandi bagi laki-laki, hanya saja, wanita yang mandi junub dibolehkan untuk menggelung rambutnya, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ummu Salamah, beliau bertanya:

    “Wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang gelungan rambutnya besar. Apakah aku harus membuka gelungan rambutku ketika mandi junub?”

    Beliau menjawab: “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu menyela-nyelai kepalamu dengan air tiga kali, kemudian guyurlah kepala dan badanmu dengan air, sehingga kamu telah suci.” (HR. Muslim no. 330).
    Ilustrasi: Wanita mandi junub / mandi wajib wanita

    Dan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Kami ( istri-istri Nabi) apabila salah seorang diantara kami junub, maka dia mengambil (air) dengan kedua telapak tangannya tiga kali lalu menyiramkannya di atas kepalanya, kemudian dia mengambil air dengan satu tangannya lalu menyiramkannya ke bagian tubuh kanan dan dengan tangannya yang lain ke bagian tubuh yang kiri,” (HR. Bukhari: 277 dan Abu Dawud: 253).

    Berikut ini, ringkasan tata cara mandi junub seorang Muslimah yang disunnahkan adalah sebagai berikut:
    1. Niat (Menurut para ulama niat itu tempatnya di hati).
    2. Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
    3. Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
    4. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah (atau lantai) atau dengan menggunakan sabun.
    5. Berwudhu dengan wudhu yang sempurna seperti ketika hendak shalat.
    6. Menyiramkan air ke atas kepalanya tiga kali.
    7. Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut atau kulit kepala dengan menggosok-gosokkannya dan menyela-nyelanya (Tidak wajib bagi wanita untuk mengurai ikatan rambutnya).
    8. Mengguyur air ke seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.

    Pelajari juga:
    * Doa Niat Mandi Wajib seteah Haid/Mestruasi Lengkap Arab, Latin dan Artinya
    * Doa Niat Mandi Nifas dalam Bahasa Arab, Latin dan Artinya
    * Niat Doa Mandi Wiladah/Mandi setelah Melahirkan Lengkap

    Sementara untuk mandi karena haidh dan nifas, tata caranya sama dengan mandi junub namun ditambahkan dengan beberapa hal berikut ini:
    1. Dianjurkan Menggunakan Sabun.
      Hal ini berdasarkan hadis Aisyah radhiallahu ‘anha, yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang mandi wanita haid. Beliau menjelaskan:

      “Kalian hendaklah mengambil air dan daun bidara, lalu wudhu dengan sempurna. Kemudian menyiramkan air pada kepalanya, lalu menggosok-gosoknya agak keras hingga mencapai akar rambut kepalanya. Kemudian menyiramkan air pada kepalanya. Kemudian engkau mengambil kapas bermisik, lalu bersuci dengannya.” (HR. Bukhari no. 314 & Muslim no. 332)
    2. Melepas gelungan, sehingga air bisa sampai ke pangkal rambut
      Hadis di atas merupakan dalil dalam hal ini: “…lalu menggosok-gosoknya agak keras hingga mencapai akar rambut kepalanya..”

      Hadis ini menunjukkan tidak cukup dengan hanya mengalirkan air seperti halnya mandi junub, namun harus juga digosok, seperti orang keramas memakai sampo. Allahu alam.

    Blog Khusus Doa - Tahukah Anda bahwa ada orang-orang tertentu yang didoakan oleh para malaikat? Ya, orang-orang itulah yang termasuk orang-orang pilihan. Mereka termasuk ke dalam kriteria khusus yang mendapatkan do’a dari para malaikat. Siapa sajakah mereka?

    Berikut adalah beberapa kriteria orang-orang yang di doakan para malaikat, orang-orang tersebut setidaknya melakukan 12 hal berikut ini :
    1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci
      Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga Malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci’,” (Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37).
    2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat
      “Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’,” (HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469).
    3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah
      “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan,” (Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib).

    4. Orang-orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf)
      Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf,” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272).
    5. Para malaikat mengucapkan ‘amin’ ketika seorang imam selesai membaca al-Fatihah
      Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu,” (Shahih Bukhari no. 782).
    6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat
      “Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu di antara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata: ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’,” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106).
    7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah
      IMAM Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit). Sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’ Mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’,” (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir).

      (Pelajari juga: Hikmah dan Manfaat Sehat Sholat Fardhu 5 Waktu bagi tubuh Menurut para Medis)
    8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan
      Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’,” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., Shahih Muslim no. 2733).

      (Pelajari juga: Doa Anaka Sholeh untuk Kedua Orang Tua dan Saudaranya)
    9. Orang-orang yang berinfak
      “Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit,” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010).

      (Pelajari juga: 16 Syarat Agar Amal Sedekah Kita Diterima oleh Allah SWT)
    10. Orang yang makan sahur
      IMAM Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur,” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519).

      (Pelajari juga: Hikmah dan Keutamaan Makan Sahur ketika Puasa)
    11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit
      “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh,” (HR. Imam Ahmad dari ‘Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754).

      (Pelajari juga : Keutamaan dan Manfaat Menjenguk Orang Sakit)
    12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain
      “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain,” (HR. Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily).

    Blog Khusus Doa - Hasrat yang menggebu di antara pasangan suami istri ketika sudah berada di atas ranjang tentu menjadi hal yang paling dirasakan bukan? Nah, sebagai seorang Muslim, kita harus bisa mengendalikan hal itu. Sebab, bisa jadi hal tersebut dapat membuat kita lupa kepada Allah SWT karena nafsu yang begitu besar.

    Maka dari itu, dalam Islam diatur etika-etika yang harus dilakukan ketika berhubungan badan suami isti atau ketika berada di ranjang. Apa sajakah itu?

    (Pelajari juga: Doa Ketika Berhubungan Badan Suami Istri)

    Ranjang mempunyai sejumlah etika yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah sebagai berikut:
    1. Suami mencandai istri dan mencumbunya hingga gairah seksualnya muncul.
    2. Suami tidak melihat vagina istrinya, karena bisa jadi istrinya tidak menyukainya dan ini salah satu yang harus ditinggalkan.
    3. Jika hendak melakukan hubungan suami-istri maka suami harus berdoa dengan doa berikut, “Ya Allah, jauhkan kami dari syetan dan jauhkan syetan dari apa yang Engkau berikan kepada kami.”
      Karena diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika salah seorang dari kalian mendatangi (menggauli) istrinya dan berkata, ‘Ya Allah, jauhkan kami dari syetan dan jauhkan syetan dari apa yang Engkau berikan kepada kami.’ Maka jika keduanya ditakdirkan mendapatkan anak dari hubungan keduanya tersebut maka anak tersebut tidak bisa diganggu oleh syetan selama-lamanya,” (Diriwayatkan Ibnu Majah dan Abu Daud).
    4. Suami diharamkan menggauli istrinya ketika menjalani masa haid, atau nifas, atau sebelum mandi dari keduanya jika telah suci, karena Allah Ta’ala berfirman, “Oleh sebab itu hendaklah kalian menjauhkan diri dari wanita di waktu haid dan janganlah kalian mendekati mereka sebelum mereka suci,” (Al-Baqarah: 222).
    5. Suami diharamkan menggauli istrinya di selain vaginanya, karena adanya larangan keras mengenai masalah tersebut, di antaranya adalah sabda Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam, “Barangsiapa mendatangi istrinya di duburnya, maka Allah tidak melihat kepadanya pada hari kiamat.”
    6. Suami tidak boleh melakukan azl (menumpahkan air sperma di luar vagina) karena tidak menghendaki kehamilan kecuali dengan izin istrinya dan tidak melakukan azl kecuali kondisi darurat karena Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam bersabda tentang azl, “Azl adalah pembunuhan hidup-hidup secara terselubung,” (Diriwayatkan Muslim).
    7. Jika suami ingin mengulangi hubungan suami-istri ia disunnahkan berwudlu. Begitu juga jika ia ingin tidur, atau ingin mandi jinabat.
    8. Suami boleh berhubungan dengan istrinya yang menjalani masa haid atau nifas, tapi tidak di antara pusarnya dengan lututnya, karena Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Kerjakan apa saja kecuali nikah (hubungan suami-istri),” (Diriwayatkan Muslim).

    Share on Facebook
    Share on Twitter
    Share on Google+

    Related : √Adab Mendengarkan Adzan Bagi Seorang Muslim Lengkap

    0 komentar:

    Posting Komentar