Seputar Rukun Dan Abab Dalam Berdoa

ا Isi Kandungan Quran Surat Al-Kafirun ,Khasiat Doa Dan Amalan

ا Isi Kandungan Quran Surat Al-Kafirun ,Khasiat Doa Dan Amalan-Doa Merupakan senjata utama kaum mislimin, karena dengan berdoa segala macam harpan kita gantungkan kepada yang memliki alam semesta ini dan Dia Allah SWT, dengan bersungguh -sunnguh dan penuh dengan kerendahan serta pengharapan murupakan salah satu adab dalam berdoa. Karena tugas kita hanya berdoa saja perkara dikabulkan atau tidak bukan merupakan prioritas utama sebab semua itu kita kembalikan lagi kepada Allah SWT.

Dan untuk mencapai unsur unsur keutaman dalam bedoa, maka diharapkan kita memenuhi adab dalam berdoa antara lain:
  1. Berdoalah dalam keadan suci atau memiliki wudhu
  2. Luruskan Niat [Dengan niat yang baik]
  3. Awali dengan Bismillah dan pujian kedapa Allah & Rasulluah
  4. Penuh dengan kerendahan dan pengharapan
  5. Hilangkan sifat somboong
  6. Berdoa dengan Menghadap kearah Kiblat
Dengan berdoa pikiran dan perassan kita menjadi tenang, sebab segala macam keluh kesah atau pengharapan sudah kita sampaikan kepada Allah SWT. Dan yang paling utama adala rasa syukur kita kepada Allah jangan sampai hilang. Sebab itu semua merupakan nikmat yang paling tinggi tiada tara , sebab orang yang masih bisa bersyukur merupakan golongan orang yang lebih mudah dalam mengharapkan dan menerima keridhoan kepada Allah SWT.
Baca Juga:

    Isi Kandungan Quran Surat Al-Kafirun  - Surat al-Kaafirun terdiri atas 6 ayat surat dan merupakan surat yang ke 109. Surat al-Kafirun termasuk golongan surat-surat Makkiyyah sesudah surat al-Maa’uun. Kalian tahu mengapa surat ini dinamai Al Kafirun? ya. . .dinamai al Kaafirun (orang-orang Kafir) karena diambil dari perkataan Al-Kaafiruun yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
    Surat al-Kaafiruun mengisaratkan tentang habisnya semua harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi Muhammad meninggalkan dakwahnya serta anjuran dalam bertoleransi.

    Tentu kalian semua telah menghafal surat Al Kafirun bukan? Nah sekarang marilah kita bersama sama membaca surat Al Kafirun


    بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
    قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ
      لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
     وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
    وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
    وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُد
    لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

    “ Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."

    1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir!"
    2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah
    3. Dan kamu bukan penyembah Ilah yang aku sembah
    4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
    5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah
    6. Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku. [QS. Al-Kafiruun : 1-6]

    Demikian tadi teks surat Al Kafirun beserta terjemahannya, sekarang kita mempelajari kandungannya

     Kandungan Isi QS. Al Kafirun
    Secara umum, surat al-Kafirun memiliki dua kandungan utama. Pertama, ikrar kemurnian tauhid, khususnya tauhiduluhiyah (tauhid ibadah).Kedua, ikrar penolakan terhadap semua bentuk dan praktek peribadatan kepada selain Allah, yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Melihat pentingnya kedua kandungan makna surat ini sehingga perlu ditegaskan kembali dengan berbagai bentuk penegasan yang tergambar secara jelas di bawah ini, seperti:

    1. Allah memerintahkan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memanggil orang-orang kafir dengan khi tab (panggilan) ’Yaa ayyuhal kafirun’ (Wahai orang-orang kafir), padahal Al-Qur’an tidak biasa memanggil mereka dengan cara yang vulgar semacam ini. Yang lebih umum digunakan dalam Al-Qur’an adalah khi tab semacam’ Ya a ayyuhan naas’ (Wahai sekalian manusia) dan sebagainya.
    2. Pada ayat ke-2 dan ke-4 Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menyatakan secara tegas, jelas dan terbuka kepada mereka, dan tentu sekaligus kepada setiap orang kafir sepanjang sejarah, bahwa beliau (begitu pula ummatnya) sama sekali tidak akan pernah menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.
    3. Pada ayat ke-3 dan ke-5 Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk menegaskan juga dengan jelas dan terbuka bahwa, orang-orang kafir pada hakikatnya tidak akan pernah benar-benar menyembah-Nya. Dimana hal ini bisa pula kita pahami sebagai larangan atas orang-orang kafir untuk ikut-ikutan melakukan praktek- praktek peribadatan kepada Allah sementara mereka masih berada dalam kekafirannya. Mereka baru boleh melakukan berbagai praktek peribadatan tersebut jika mereka sudah masuk ke dalam agama Islam.
    4. Allah menegaskan hal kedua dan ketiga diatas dengan melakukan pengulangan ayat, dimana kandungan makna ayat ke-2 diulang dalam ayat ke-4 dengan sedikit perubahan redaksinash, sedang ayat ke-3 diulang dalam ayat ke-5 dengan redaksi nash yang sama persis. Adanya pengulangan ini menunjukkan adanya penafian atas realitas sekaligus larangan yang bersifat total dan menyeluruh, yang mencakup seluruh waktu (yang lalu, kini, yang akan datang dan selamanya), dan mencakup seluruh bentuk dan macam peribadatan.
    5. Allah memungkasi dan menyempurnakan semua hal diatas dengan penegasan terakhir dalam firman-Nya: ’Lakum diinukum wa liya diin’ (Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku). Dimana kalimat penutup yang singkat ini memberikan sebuah penegasan sikap atas tidak bolehnya pencampuran antara agama Islam dan agama lainnya.
    6. Sikap pengakuan terhadap kemajemukan dalam hal beragama namun bukan pengakuan pembenaran terhadap agama lain. Dan hal itu didukung oleh pernyataan yang menegaskan bahwa, tidak boleh ada pemaksaan untuk masuk agama Islam, apalagi agama yang lain, yakni dalam firman Allah: ”Laa ikraaha fiddiin” (QS. Al-Baqarah [2]: 256). Dan hal itu lebih dikuatkan lagi dengan dibenarkannya kaum mukminin bergaul, berhubungan, berinteraksi dan bekerjasama dengan kaumkaf irin dalam berbagai bidang kehidupan umum, seperti bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi, bisnis dan perdagangan, politik, pemerintahan dan kenegaraan, dan lain-lain. Yang jelas semua bidang selain bidang khusus agama yang mencakup masalah aqidah dan ibadah.
    Sekarang kalian telah memahami kandungan surat Al Kafirun bukan? Untuk selanjutnya kalian dapat mempelajari contoh perilaku toleransi yang tercermin dalam surat Al Kafirun, setelah itu kalian diharapkan dapat mencari contoh perilaku toleransi di lingkungan kalian.

    Share on Facebook
    Share on Twitter
    Share on Google+
    Tags :

    Related : ا Isi Kandungan Quran Surat Al-Kafirun ,Khasiat Doa Dan Amalan

    0 komentar:

    Posting Komentar